Kita tahu teknologi video game semakin berkembang dari masa ke masa, perkembangan yang pesat tersebut dibuktikan dengan adanya sistem gameplay baru seperti VR, in-game footage cinematic, detil model 3D dengan ratusan hingga ribuan polygon, grafik yang semakin realistis, dan yang lainnya. Berkembangnya teknologi tidak sertamerta membuat video game akan bertahan lama dari tahun ke tahun, karena setiap tahun akan muncul judul video game baru baik video game indie maupun AAA dengan kualitas dan inovasi yang lebih baik dari pendahulunya. Tidak hanya dari segi inovasi saja, perkembangan ini juga dirasakan dari segi bisnis. Munculnya game online PC dengan dasar bisnis subscription maupun free to play dengan item mall membuat stereotipe video game tidak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berduit saja, namun mereka yang ingin memainkannya dengan cuma-cuma juga bisa menikmatinya.
Di Indonesia sendiri, sepinya peminat membuat satu per satu publisher game online lokal menutup servisnya. Tak sedikit publisher game online lokal yang akhirnya gulung tikar tidak mampu bertahan karena sepinya peminat. Lalu, apa yang sebenarnya membuat game online lokal semakin menurun peminatnya? Berikut kami berikan segelintir alasannya:
- Banyak Cheater
Bukan hal baru lagi jika munculnya cheater membuat persaingan di game online menjadi tidak sehat. Terlebih di game-game yang mementingkan kompetisi seperti game FPS, sebut saja Point Blank, atau Black Squad. Dalam game-game tersebut cheater kerap kali melakukan cara curang seperti wallhacking, infinite ammo, aimbot, atau yang paling parah one hit kill.
2. Servis dan Model Bisnis Publisher yang Buruk.
Pelayanan dan model bisnis publisher juga kerap kali membuat para player game online gratis jengkel. Beberapa game online lokal menjual item mall peningkat EXP dengan harga yang cukup mahal. Belum lagi item mahal ini kadang memiliki efek yang tidak masuk akal dan membuat permainan tidak balance. Player yang memiliki uang bisa mendapatkan servis yang lebih baik dibanding player yang tidak membelinya.
3. Game yang Diimpor Ketinggalan Jaman
Game online PC tidak akan mampu bertahan lama puluhan tahun karena teknologi video game akan terus berkembang kedepannya. Parahnya, kadang publisher lokal tak jarang mengimpor game yang harusnya mereka impor 5 atau 10 tahun yang lalu. Mereka juga kadang masih mempertahankan game yang harusnya sudah mereka ganti dengan game lain yang lebih baik dari game mereka sekarang.
4. Berkembangnya Industri Game Mobile yang Lebih Menjanjikan
Munculnya smartphone seperti Android dan iPhone dengan game gratisnya juga membuat banyak gamer lokal berpindah memainkannya. Saat ini game mobile memang menjadi primadona di kalangan pemilik smartphone, pemainnya pun lebih global karena yang bukan gamer PC maupun console sekalipun ikut memainkannya. Tentunya pasar mobile game jauh lebih luas dan laris dibanding game online PC yang harus membutuhkan PC dengan harga yang cukup mahal untuk memainkan sebuah judul game online. Pasar ini mulai banyak dilirik publisher game lokal karena dianggap lebih menjanjikan dari segi bisnis. Maraknya game mobile ini tak jarang membuat publisher game online lokal berpindah fokus untuk ikut “mencicipi”-nya. Akibatnya, service game online yang mereka tekuni sejak lama menjadi sedikit terbengkalai.